KOORDINATBERITA.COM- Universitas Gadjah Mada memberikan penjelasan mengenai ijazah Presiden Joko Widodo yang diduga palsu. Berdasarkan catatan UGM, ijazah yang dimiliki Jokowi adalah asli.
Rektor UGM Ova Emilia mengatakan, ijazah milik Jokowi dikeluarkan tahun 1985 masih bertuliskan tangan. Saat itu, UGM belum terkomputerisasi. Sehingga ijazah di masa itu masih memakai tulisan tangan dalam penulisan nama.
Sementara untuk format ijazah juga ada perbedaan antara fakultas karena belum ada penyeragaman format ijazah. Hal ini berbeda dengan ijazah UGM saat ini yang sudah komputerisasi dan formatnya sama.
Intip : https://youtu.be/x4Wx2-3RMGg
"Waktu itu belum ada penyeragaman. Misal kalau sekarang ada format khusus. Kadang-kadang memang ada perbedaan antara satu dengan yang lain. Tapi kita tetap mempunyai dokumen aslinya," kata Ova, Selasa (11/10).
Meski demikian, dia memastikan ijazah milik Jokowi ini asli dikeluarkan UGM. UGM juga mengakui jika Jokowi merupakan alumni Fakultas Kehutanan angkatan 1980 dan lulus pada tahun 1985.
Sedangkan Dekan Fakultas Kehutanan UGM Sigit Sunarta menyebut pihaknya sudah membandingkan ijazah milik Jokowi dengan teman satu angkatannya yang lulus diwaktu yang sama.
"Kami sudah mencoba melihat format ijazah yang diterima Pak Jokowi dengan teman satu angkatannya yang lulus bersamaan," jelasnya.
"Di situ persis formatnya. Sama ditulis dengan tulisan halus. Kalau untuk fakultas lain saya tidak tahu tapi di Fakultas Kehutanan seragam," sambung Sigit.
Kewajiban UGM
Ova mengatakan klarifikasi ini menjadi kewajiban bagi institusi UGM untuk menjelaskannya. Dia membantah jika klarifikasi yang disampaikannya pada Selasa (11/10) ini bukan sebagai bentuk kerisihan UGM pada isu keaslian ijazah Jokowi.
Ova mengungkapkan, alasan klarifikasi juga bukan karena sosok Jokowi merupakan orang nomor satu di Indonesia. Dia menegaskan apabila ada alumni yang ingin melakukan verifikasi tentang status kelulusan dan ijazahnya, UGM akan membantu.
"Sebetulnya (klarifikasi) bukan kerisihan tapi adalah tanggungjawab kami untuk memberikan klarifikasi pada publik. Jadi artinya bukan karena yang dipertanyakan orang nomor satu, bukan itu juga (alasannya)," terangnya.
"Misalnya banyak alumni yang bekerja di suatu tempat terus kemudian minta verifikasi betul tidak itu lulusan UGM. Jadi saya kira suatu langkah wajib dari institusi untuk memberikan klarifikasi pada publik," imbuh Ova.
Sementara Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian Masyarakat dan Alumni UGM Arie Sudjito menyebut UGM tidak bisa serta merta tak tahu menahu tentang polemik ijazah milik Jokowi.
"Kita tidak mungkin tidak menyampaikan pada publik seolah-olah tidak tahu. Bagaimanapun klarifikasi ini supaya paling tidak mendudukkan masalah agar clear dan tidak over spekulasi begitu saja," tegasnya.
"Itu berlaku untuk siapa pun alumni yang menginginkan klarifikasi. Ini kebetulan saja Pak Jokowi kan orang nomor satu. Itu lebih pada bagian respon UGM karena beliau (Jokowi) alumni kita. Supaya tidak ada spekulasi berlebihan," tutup Arie.@_Redaksi
Comments