Koordinatberita.com| SURABAYA- Radikalisme, Ektrimise dan Terorisme adalah tidak asing lagi di telingan masyarakat Internasional, lebih-lebih di Indonesia. Pasalnya, dengan istilah tersebut dapat diinterprestasikan atau prespektif hal pemikiran dan perbuatan yang membahayakan.
Karena dianggap membahayakan, melalui Pusat Studi Hak Asasi Manusia (Pusham) Surabaya menggelar kegiatan media briefing untuk persiapan kegiatan diskusi ahli pencegahan paham radikalisme, terorisme dan ekstrimisme di salah satu hotel Jalan Jemari, Selasa (25/1/2022) sejak pukul 12.00 WIB.
Pra kegiatan ini, sebagai ajang “pemanasan” Pusham Surabaya dengan agenda sama yang akan menghadirkan Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta sebagai pembicara pada tanggal 27 Januari 2022.
Adapun pemateri dalam media briefing kali ini yakni I Komang Aries Darmawan, SH., MH dan Ketua Pusham Surabaya Johan Avie. Peserta media briefing ini terdiri dari beberapa wartawan yang tergabung dalam media cetak, siber, hingga televisi.
"Dalam pencegahan terhadap sikap ektrimisme, radikalisme dan terorisme adalah yang dilakukan dengan sikap toleran serta moralitas positif," jelas Komang selaku pemateri.
Menurutnya, namun dari semua itu, juga tidak mengindakan bersikap tegas. Artinya Sudah tentu menjadi tanggung jawab kita bersama, baik pemerintah maupun masyarakat sipil dalam merespon fenomena yang demikian.
Pasalnya, "Sejauh perjalanan sejarah bangsa dan negara Indonesia, keberadaan Sekolah menjadi salah satu bidang yang penting dalam menyumbang wajah generasi bangsa yang beragam suku, agama, ras, dan aliran kepercayaan (SARA) untuk saling menghargai dan menghormati satu sama lain. Hal ini sesuai dengan amanat dan cita-cita para pendiri bangsa, masyarakat harus dapat membentuk karakter dan kepribadian yang mencerminkan nilai-nilai keberagaman dan nilai-nilai toleransi yang tidak saling berpunggungan dengan spirit UUD 1945 dan Pancasila. Lingkungan Sekolah berperan penting dalam koridornya untuk tetap melestarikan dan menjaga khittah nya sebagai sebuah lumbung persemaian toleransi dan wadah untuk merawat keberagaman" papar Komang selaku pemateri.
Hal senada diutarakan Ketua Pusham Surabaya Johan Avie yang berharap media massa berperan aktif mencegah radikalisme, terorisme dan ekstrimisme. Johan Avie menjelaskan berdasarkan data dan riset yang dilakukan pihaknya, paham radikalisme, terorisme dan ekstrimisme telah menjalar hingga lingkungan sekolah.
“Contohnya saat pemilihan Ketua OSIS di salah satu sekolah yang mana salah satu calon Ketua Ketua ada yang beragama minoritas. Timbul seruan dari sekolompok siswa agar tidak memilih calon Ketua OSIS yang menganut agama minoritas tersebut. Ada lagi karena doktrin oknum Guru di sekolahnya membuat siswa berani mengkafirkan orang tuanya sendiri,” pungkasnya.
Pusham Surabaya menurut Johan Avie berkomitmen mencegah timbulnya bibit radikalisme, terorisme dan ekstrimisme, khususnya di lingkungan sekolah. Laki – laki yang kesehariannya berprofesi sebagai Advokat ini menegaskan Pusham Surabaya akan senantiasa menggandeng semua stakeholder (pemangku kebijakan, Red) terkait dan masyarakat.
“Semoga paham radikalisme, terorisme dan radikalisme di Indonesia tidak dapat berkembang karena tumbuhnya kesadaran dari masyarakat,” pungkasnya.@_**
Comments