top of page
Gambar penulisredaksikoordinaberita

Tak Usah Buat Berita Kontradiksi atau Statement Saya Dipotong, itu Kata Luhut ke Media


Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan usai Afternoon Tea dengan media di kantornya, Rabu, 1 Agustus 2018. Tempo/Hendartyo Hanggi
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan usai Afternoon Tea dengan media di kantornya, Rabu, 1 Agustus 2018. Tempo/Hendartyo Hanggi

Koordinatberita.com| JAKARTA- Wakil Ketua Komite Penanganan Covid-19 Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan permintaan khusus kepada wartawan dan media dalam konferensi pers PPKM Darurat pada hari ini, Kamis, 15 Juli 2021. Ia meminta media tidak membuat berita-berita yang kontradiksi dan tidak benar.


"Jadi saya mohon kita ndak usah berpolemik, membuat berita-berita yang kontradiksi, atau statement saya dipotong-potong, kalau boleh saya titip teman-teman media," kata Luhut.


Saat ini, kata dia, semua pihak menyelamatkan nyawa orang. Jika makin banyak media membuat berita-berita yang tidak benar, kata dia, maka orang akan semakin stres dan banyak yang meninggal.


"Jadi kalau anda membuat berita-berita tidak benar, untuk supaya, maaf, media anda populer, anda sebenarnya cenderung membuat orang lain bisa cedera. Saya titip betul itu, ini data ini, silahkan anda cek," kata dia.


Ia tidak menjelaskan lebih lanjut soal berita tidak benar tersebut. Ia juga tidak menampilkan contoh berita yang tidak benar tersebut. Adapun permintaan ini disampaikan Luhut ketika membahas perbandingan kasus Covid-19 di Indonesia dengan beberapa negara lain, di tengah merebaknya varian Delta. Ia menyebut kenaikan kasus dalam beberapa waktu terakhir juga terjadi di negara lain.


"Jadi jangan kita lihat, Indonesia saja yang kena," kata Koordinator PPKM Darurat Jawa-Bali ini.


Data perbandingan ini dikutip dia dari laman ourworldindata.org. Ia menampilkan grafik rata-rata kasus baru Covid-19 per minggu dari 13 April sampai 13 Juli 2021.

———

Inggris menempati urutan teratas dan diikuti oleh Belanda, Malaysia, dan Rusia. Barulah kemudian Indonesia, Thailand, Amerika Serikat, dan Israel.


Untuk itu, ia pun memohon semua pihak untuk bisa memahami situasi yang terjadi. "Bahwa varian delta ini varian yang tidak mudah dikendalikan," kata dia,


Luhut pun juga sempat menyinggung Perdana Menteri Belanda Mark Rutte yang menyampaikan permintaan maaf pada 12 Juli 2021.


"Karena dia setujui lepas masker beberapa waktu lalu, dan sekarang naik seperti ini eksponensial," kata Luhut sampil memperlihatkan grafik kenaikan kasus Covid-19 di Belanda.@_**

1 tampilan

Comments

Rated 0 out of 5 stars.
No ratings yet

Add a rating
Single Post: Blog_Single_Post_Widget
Recent Posts
Kami Arsip
bottom of page