Koordibatberita.com| SURABAYA- Sehubungan dengan Hari Tanpa Tembakau Sedunia, bertema “Commit to Quit” Research Group Tobacco Control Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (Unair) menggelar Workshop dan Diseminasi Penelitian terkait Tobacco Control via zoom, Minggu (20/6/2021).
Terdapat 5 materi dari hasil penelitian ilmiah tentang rokok yang disampaikan 5 narasumber, diantaranya :
1. Materi 1 “Model Sistem Aplikasi Upaya Berhenti Merokok (UBM)” oleh Dr. Arief Hargono, drg., M.Kes. (FKM Unair) dengan penanggap, Dr. Cut Putri Arianie, MH.Kes, Ditjen P2P Kementerian Kesehatan RI dan Dr. Dra. Retna Siwi Padmawati, M.A, FKKMK Universitas Gadjah Mada (UGM)Yogyakarta.
2. Materi 2 “Beban Penyakit Akibat Rokok di Jawa Timur” oleh Kurnia Dwi Artanti, dr., M.Sc. (FKM Unair) dengan penanggap, Prof. Dr. Ali Ghufron Mukti., M.Sc., Ph.D.AAK BPJS Kesehatan Pusat dan Dr. Abdillah Hasan, S.E., M.S.E. PEBS Universitas Indonesia (UI).
3. Materi 3 “Perilaku Merokok pada Tenaga Kesehatan” oleh Dr. Sri Widati, S.Sos., M.Si (FKM Unair) dengan penanggap, dr. Theresia Sandra Diah Ratih, M.HA Ditjen P2P Kementerian Kesehatan RI dan dr. Herlin Ferliana, M.Kes (Dinkes Jatim).
4. Materi 4 “Perilaku Merokok & Stunting” oleh Dr. Siti Rahayu Nadhiroh, S.KM., M.Kes. (FKM Unair) dengan penanggap, Pungkas Bahjuri Ali, S.TP., M.S. Kementerian PPN/BAPPENAS dan Prof. Dr. Ir. H. Hardinsyah, MS, Institut Pertanian Bogor (ITB), Pergizi Pangan Indonesia.
5. Materi 5 “Keberadaan Iklan Rokok di Sekitar Kawasan Tanpa Rokok” oleh Hario Megatsari, S.KM., M.Kes.. (FKM Unair) dengan penanggap, Sufiah Rahmawati, S.KM., M.Kes (Dinkes Kota Surabaya).
Dalam materi “Beban Penyakit Akibat Rokok di Jawa Timur”, Kurnia Dwi Artanti menjelaskan, latar belakang penelitian dilakukan, karena penyakit akibat rokok makin banyak setiap tahunnya seiring peningkatan jumlah perokok.
“Hilangnya biaya yang dihabiskan untuk mengobati penyakit akibat rokok sebanyak 18,5 miliar USD. Studi terkait beban penyakit akibat rokok beberapa sudah dilakukan di level nasional. Tapi di level daerah, khususnya Jatim belum ada data tersebut,” ungkapnya.
Tembakau, katanya, adalah faktor risiko utama penyakit tidak menular dan ini dibuktikan di Atlas Tobacco 4th Edition Tahun 2015, bahwa orang yang mengkonsumsi tembakau memiliki resiko tinggi terkena penyakit kardiovaskuler, komplikasi diabetes mellitus, kanker dan penyakit paru kronis.
“Data menyebutkan, kesakitan terbesar 2.120.000 jiwa atau 33% menderita kanker ganas, 1.870.000 jiwa atau 29% menderita penyakit pernafasan, 1.860.000 jiwa atau 29% menderita kardiovaskular atau penyakit jantung dan diikuti penyakit yang lain, yaitu pencernaan, diabetes mellitus, saluran nafas bawah dan TBC,” paparnya.
Tujuan dari penelitian ini, kata Kurnia Dwi Artanti, untuk menganalisis burden of disease pada penyakit akibat rokok di Jatim. Mengidentifikasi karakteristik penderita penyakit akibat rokok, episode sakit dari penderita akibat rokok, faktor risiko akibat rokok serta menghitung beban penyakit akibat rokok.
Harapan dari Dipaparkannya Studi ini Kepada Pemangku Kebijakan
“Monitoring penggunaan tembakau dan pencegahannya yang digunakan untuk kepentingan penyusunan kebijakan. Perlindungan terhadap paparan asap rokok dengan menciptakan Kawasan Tanpa Rokok,” kata Kurnia Dwi Artanti.
Mengoptimalkan dukungan untuk berhenti merokok dengan menyediakan bantuan konsultasi upaya berhenti merokok atau terapi obat. Memberikan edukasi kepada masyarakat akan bahaya tembakau dengan mencantumkan peringatan kesehatan dalam bentuk gambar (pictorial health warning) pada bungkus rokok.
“Perlunya eliminasi iklan, promosi, dan sponsor terkait tembakau dalam bentuk larangan terhadap promosi produk tembakau serta perlunya kenaikan cukai tembakau untuk mengontrol daya beli masyarakat,” tutupnya.(nugi)
Comentarios