top of page
Gambar penulisredaksikoordinatberita

Resep Terbaik dari Pemulihan Ekonomi Semasa Pandemi ini Harus di Sediakan fasilitas QRIS

"Wagub Emil Dorong Gerakan Penggunaan QRIS di Sektor Wisata"

Turut hadir dalam acara tersebut DPR RI Komisi XI Andreas, DPR RI Komisi XI Misbakum, Asisten Gubernur BI Fili, Kepala Perwakilan BI Jatim Budi Hanoto, Ketua Badan Supervisi Bank Indonesia Muh Kusaini, Walikota Malang Sutiaji, Walikota Batu Dewanti, Walikota Pasuruan Syaifullah, Walikota Probolinggo Hadi Zainal, Bupati Malang Sanusi, Bupati Pasuruan Irsyad, Kepala OJK Malang Sugiarto, serta Deputy KaKPw BI Malang Doddy. (Foto:Siswanto)
Turut hadir dalam acara tersebut DPR RI Komisi XI Andreas, DPR RI Komisi XI Misbakum, Asisten Gubernur BI Fili, Kepala Perwakilan BI Jatim Budi Hanoto, Ketua Badan Supervisi Bank Indonesia Muh Kusaini, Walikota Malang Sutiaji, Walikota Batu Dewanti, Walikota Pasuruan Syaifullah, Walikota Probolinggo Hadi Zainal, Bupati Malang Sanusi, Bupati Pasuruan Irsyad, Kepala OJK Malang Sugiarto, serta Deputy KaKPw BI Malang Doddy. (Foto:Siswanto)
Koordinatberita.com| MALANG- Berbagai upaya pemberantasan mata rantai penyebaran Covid-19 menjadi fokus Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Di mana, salah satu usaha yang dilakukan adalah gerakan penggunaan QRIS secara masif di berbagai sektor, termasuk pariwisata.

Menurut Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak digitalisasi sistem pembayaran berupa QRIS ini penting agar pemulihan ekonomi dapat segera tercapai tanpa kontak langsung antar konsumen, pedagang, maupun produsen. Karenanya, gerakan tersebut harus didorong dan didukung oleh semua seluruh pihak.


"Resep terbaik dari pemulihan ekonomi semasa pandemi ini adalah dengan menurunkan positivity rate Covid-19 sehingga masyarakat bisa melakukan kegiatan perekonomian. Untuk itu, memang harus kita sediakan fasilitas QRIS ini," ujarnya saat launching pilot project Pasar Sehat, Inovatif dan Aman Pakai (S.I.A.P) QRIS dan Seminar "Perluasan Penggunaan Qris Untuk Mendukung Optimisme Pemulihan Sektor Pariwisata" yang diselenggarakan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Malang di Hotel Grand Mercure, Jalan Raden Panji Suroso nomor 7, Malang pada Selasa (16/11).


Wagub Emil menerangkan, penurunan pariwisata Jatim pada Januari-Juli turun 98,15% sedangkan setelahnya turun 71,27% atau tumbuh 26,88%. Ini memperlihatkan bahwa bahkan di tengah pandemi, masyarakat tetap sangat membutuhkan kunjungan ke tempat-tempat pariwisata.


"Pariwisata itu memang kebutuhan tersier bagi pengunjung, tapi merupakan kebutuhan primer bagi pekerja di sana. Inilah yang pemerintah usahakan untuk ter-cover dengan tetap menjaga protokol kesehatan sembari menjaga sektor ini pulih karena pariwisata juga menyumbang pada pertumbuhan ekonomi Jatim," terangnya.


Untuk itu, lanjut mantan Bupati Trenggalek tersebut, produsen dan penyedia jasa harus menyiapkan bukan hanya hanya fasilitas tapi juga peningkatan produk yang ditawarkan.


"Jadi sudah tidak relevan lagi untuk mempromosikan sesuatu yang premium dan mahal di tempat pariwisata. Karena dengan digitalisasi sistem yang ada, masyarakat sudah bisa membandingkan harga dan menerima barang serupa langsung di rumah. Salesman sudah bisa harus bersaing," tuturnya.


Wagub Emil menambahkan, peningkatan produk dan jasa serta harga bersaing inilah yang bisa menarik wisawatan, khususnya wisawatan domestik. Ditambah dengan digitalisasi sistem pembayaran yang memudahkan.


"Saya rasa kita semua sepakat kalau pariwisata harus didorong dengan syarat penyebaran kasus positif Covid-19 harus terkendali. Harapannya, masyarakat mau berkunjung karena tempat pariwisata sudah di-upgrade dan metode pembayaran menjadi sangat mudah dengan QRIS ini," harapnya.


Berdasarkan informasi dari BPS, pertumbuhan ekonomi di Jatim pada Triwulan III-2021 meningkat dibandingkan Triwulan II-2021 sebesar 2,26 persen secara q-to-q dan tumbuh 3,23% secara year-on-year (yoy). Sedangkan secara kumulatif, ekonomi Jatim meningkat 3,03%.


Penggunaan QRIS pada sektor pariwisata ini sendiri merupakan bagian dari 4 program pemulihan ekonomi yang dicanangkan Bank Indonesia. Yakni, perkembangan destinasi kab/kota, penerapan destinasi pariwisata berkelanjutan, investasi di tempat pariwisata, serta pengelolaan masyarakat di kab/kota.


Selain itu, BI juga meresmikan Pasar S.I.A.P QRIS yang bekerjasama dengan Kemendagri. Yakni piloting program di 46 pasar rakyat di 46 kab/kota di beberapa provinsi. Di mana, BI menargetkan penggunaan 12 juta QRIS per jam pada kelompok masyarakat menengah ke bawah.


Sementara ini, Pasar S.I.A.P QRIS di Jatim baru menyasar 7 kab/kota, antara lain Kota Malang, Kab. Malang, Kota Batu, Kota Pasuruan, Kab. Pasuruan, Kota Probolinggo dan Kab. Probolinggo. Meski begitu, program tersebut saat inj masih akan berfokus pada Pasar Besar Kota Pasuruan, Pasar Kebonagung Kota Pasuruan, Paguyuban Pasar Klojen Kota Malang, dan Pasar Sawojajar Kota Malang.


Rencananya, di masa depan QRIS akan dapat bekerjasama dengan perbankan dunia sehingga bisa diakses wisatawan mancanegara. Tak hanya itu, peserta haji dan umrah juga dapat menggunakannya ketika berada di tanah suci.


Turut hadir dalam acara tersebut DPR RI Komisi XI Andreas, DPR RI Komisi XI Misbakum, Asisten Gubernur BI Fili, Kepala Perwakilan BI Jatim Budi Hanoto, Ketua Badan Supervisi Bank Indonesia Muh Kusaini, Walikota Malang Sutiaji, Walikota Batu Dewanti, Walikota Pasuruan Syaifullah, Walikota Probolinggo Hadi Zainal, Bupati Malang Sanusi, Bupati Pasuruan Irsyad, Kepala OJK Malang Sugiarto, serta Deputy KaKPw BI Malang Doddy.@_Siswanto

70 tampilan

Comments

Rated 0 out of 5 stars.
No ratings yet

Add a rating
Single Post: Blog_Single_Post_Widget
Recent Posts
Kami Arsip
bottom of page