Koordinatberita.com| SEMARANG - Polisi lalulintas Polda Jateng menunjukkan watak mulia Polri lewat program unggulan Polantas Hadir dengan mengerahkan bis SIM melayani perpanjangan SIM khusus tenaga medis di RS Kariadi Semarang. Polantas setempat bekerja tak lagi berpangku tangan atau menunggu masyarakat datang.
Mereka mencurahkan empatinya sekaligus mengganjar tanggung jawab berat petugas medis menahan laju pandemi Covid-19 agar tidak semakin menggila dengan serangkaian kemudahan mengurus SIM.
Apa yang dilakukan Polantas Polda Jateng, kata pendiri Setara Institut Hendardi yang dihubungi lewat telepon seluler, Jumat (7/8/2020), pelan-pelan mematahkan survei yang menyebut kepolisian sebagai lembaga yang memiliki indeks korupsi tinggi, pun menunjukkan sisi pelayanan berkeadilan yang jauh panggang dari api.
Menurut Hendardi, stigma buruk institusi polisi tak lantas membuat Polantas Polda Jateng apatis. Perlahan namun pasti citra baik korps polisi mulai tersusun sedikit demi sedikit. Menunjukkan sisi manusiawi yang memiliki hati dan empati kepada masyarakat. Terutama dalam kondisi terkini saat masyarakat dibelit situasi ekonomi dan sosial yang kurang nyaman.
Sebelumnya Dirlantas Polda Jawa Tengah Kombes Pol Arman Achdiat SIK, MSi mengerahkan bus SIM di RS Kariadi Semarang melayani perpanjangan SIM sebagai bentuk empati Polantas kepada dokter dan petugas medis. Polantas benar-benar hadir membuka hati, peduli dan bersedia mengerti.
"Para dokter dan tenaga medis tak perlu jauh-jauh keluar keringat sekadar memperpanjang SIM. Mereka mendapatkan kemudahan mengurus perpanjangan SIM selagi fokus menahan gempuran Covid-19 agar tidak semakin mewabah," ujar Arman.
Dihubungi terpisah, Founder of Rumah Pemberdayaan Th. Dewi Setyorini, Psikolog yang tinggal di Semarang mengemukakan, empati adalah dasar sisi kemanusiaan. Sayangnya tidak semua orang mewarisi, pun anggota polisi. Didalamnya terkandung kecerdasan membaca situasi, memuat kecerdasan emosi untuk tak sekedar mengerti, memahami, namun berusaha memposisikan diri dalam situasi dan kondisi orang lain terutama menghadapi situasi pelik.
“Tidak semua orang punya empati. Empati butuh hati dan kepekaan. Empati mensyaratkan kebesaran jiwa, merasakan apa yang dirasakan orang lain. Dalam empati terdapat kerendahan hati menurunkan ego dan memberikan tak hanya ungkapan dalam kata namun dalam tindakan nyata,” katanya.
Inilah menurut Dewi kekhususan Dirlantas Polda Jawa Tengah Kombes Pol Arman Achdiat. Sebagai pimpinan ia menyajikan tindakan pelayanan dan perlindungan secara bersamaan lewat Polantas hadir sekaligus mengikis penilaian miring institusi Polri yang selama ini memenuhi alam bawah sadar masyarakat.
Di mata Dewi, Dirlantas Polda Jateng Kombes Pol Arman Achdiat hadir tak sekedar berwacana. Melainkan menjawab tantangan dan kehausan masyarakat akan polisi berkeadilan dan melayani. Polantas Hadir hasil rumusannya adalah polisi yang berempati dalam pelayanan, tak melulu berpangku tangan menunggu masyarakat datang memohon bantuan.
“Lewat cara ini watak mulia Polri dipulihkan dalam perilaku elok Polantas yang sungguh hadir melayani tak semata semboyan apalagi tulisan tanpa hati di spanduk dan baliho,” pungkasnya.@_Hri
Comments