top of page
Gambar penulisredaksikoordinatberita

Perkara Jual Beli Tas Hermes Palsu dengan Terdakwa Medina Zain Kembali Digelar di PN Surabaya


Sidang kedua yang digelar secara virtual mengagendakan surat keberatan atau eksepsi yang dibacakan kuasa hukum terdakwa atas dakwaan dari Jaksa Penuntut Umum (JPU) Ugik Brahmantyo dari Tanjung Perak Surabaya pada pekan lalu.
Sidang kedua yang digelar secara virtual mengagendakan surat keberatan atau eksepsi yang dibacakan kuasa hukum terdakwa atas dakwaan dari Jaksa Penuntut Umum (JPU) Ugik Brahmantyo dari Tanjung Perak Surabaya pada pekan lalu.

KOORDINATBERITA.COM| Surabaya - Sidang lanjutan perkara selebgram Medina Zain alias Medina Susani terkait kasus jual beli tas Hermes palsu yang digelar diruang sidang Cakra, Pengadilan Negeri Surabaya (PN) Kamis (8/12/2022), yang di ketuai majelis Hakim Anak Agung Gede Agung Pranata SH.


Sidang kedua yang digelar secara virtual mengagendakan surat keberatan atau eksepsi yang dibacakan kuasa hukum terdakwa atas dakwaan dari Jaksa Penuntut Umum (JPU) Ugik Brahmantyo dari Tanjung Perak Surabaya pada pekan lalu.


Kuasa Hukum terdakwa Sutomo saat membacakan eksepsi dipersidangan bahwa terdakwa melanggar Pasal 62 Ayat (1) Jo. Pasal 9 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, Atau Terdakwa diangap melanggar Pasal 378 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana; bahwa sebelumnya perlu kami tegaskan bahwa dalam Hukum Pidana kita telah mengenal prinsip dan Azas “Praduga Tak Bersalah ” atau Presumtion of Innocence yang mengandung makna bahwa seseorang yang disangka atau didakwa melakukan suatu tindak pidana, patut dianggap tidak bersalah, sampai dengan kesalahannya dinyatakan terbukti melalui Putusan Pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap (Inkrach).


JPU menjerat terdakwa Juncto pasal 378 KUHP biasa dimana Jaksa pasti copy paste tentang uraian dakwaan sedangkan unsur pasal UU konsumen dengan KHUP berbeda, merupakan edaran dari kejaksaan Agung tidak boleh copy paste menjadi kebiasaan para jaksa demi menyita waktu,” terang Sutomo Kuasa Hukum saat di wawancari awak media usai sidang, Kamis (8/12/2022).


Sutomo menambahkan persoalan berawal dari jual beli tas pertama kali kirim 3 tas di anggap cocok oleh saksi kemudian mentrasnfer uang muka sebesar Rp 50 juta sebagai Dp dari saksi Uci Flowdea Sudjiati membeli 4 tas kemudian di anggap cacat sedikit lalu dikembalikan oleh saksi kemudian oleh terdakwa mengirim kembali sebanyak 4 buah tas oleh medina sisanya ditransfer kembali oleh saksi.


“Terdakwa menawarkan kembali sebanyak 6 tas hermes ke Uci menjadi persoalan untuk tas dan kesusaian harga,” jelas Sutomo.


Perlu diketahui terdakwa juga tidak pernah mengatakan bahwa tas tersebut itu asli apa tidak , terdakwa juga beli dari orang lain dan juga di kuasi oleh saksi Uci dan beli tas juga tidak melalui online.


“Terdakwa menerima pembayaran total Rp 1,275 miliar,” pungkasnya.


Sutomo juga mempertanyakan tas yang dibeli mana yang dianggap palsu mana mari dibuktikan dulu biar tahu hak dan kewajiban masing-masing tinggal hitung-hitung perdatanya “tas medina juga banyak mana yang harus dikembalikan kepada korban,” tutupnya.@_Oirul

8 tampilan

Comments

Rated 0 out of 5 stars.
No ratings yet

Add a rating
Single Post: Blog_Single_Post_Widget
Recent Posts
Kami Arsip
bottom of page