top of page
Gambar penulisredaksikoordinaberita

Pasal Selundupan Pemangkas Pajak & Nasib Pasal Kontroversial UU Cipta Kerja


Koordinatberita.com| JAKARTA~ Dewan Perwakilan Rakyat bersepakat mengesahkan Rancangan Undang-undang atau UU Cipta Kerja dalam sidang paripurna, Senin, 5 Oktober 2020. Undang-undang sapu jagad ini mengatur pelbagai hal yang terangkum dalam 186 pasal dan 15 bab dan tak hanya itu pasal yang dibuat untuk diselundupkan sebagai pemangkas Pajak.


Ironis, DPR buru-buru mengesahkan Undang-Undang Cipta Kerja. Selain aturan ketenagakerjaan yang dianggap pro-pengusaha, undang-undang itu mengubah beleid perpajakan. Kepolisian telah memerintahkan penggembosan demonstrasi menentang undang-undang baru tersebut. https://bit.ly/2GkImq8


PASAL 59 SOAL TENAGA KONTRAK


ATURAN LAMA:

1) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu hanya dapat dibuat untuk pekerjaan tertentu yang menurut jenis dan sifat atau kegiatan pekerjaannya akan selesai dalam waktu tertentu, yaitu a. pekerjaan yang sekali selesai atau yang sementara sifatnya; b. pekerjaan yang diperkirakan penyelesaiannya dalam waktu yang tidak terlalu lama dan paling lama 3 (tiga) tahun; c. pekerjaan yang bersifat musiman; atau d. pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan baru,atau produk tambahan yang masih

dalam percobaan atau penjajakan.


(2) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu tidak dapat diadakan untuk pekerjaan yang bersifat tetap.


(3) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu

dapat diperpanjang atau diperbaharui.


(4) Perjanjian kerja waktu tertentu yang didasarkan atas jangka waktu tertentu dapat diadakan untuk paling lama 2 (dua) tahun dan hanya boleh diperpanjang 1 (satu) kali untuk jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun.


UU CIPTA KERJA: (1) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu hanya dapat dibuat untuk pekerjaan tertentu yang menurut jenis dan sifat atau kegiatan pekerjaannya akan selesai dalam

waktu tertentu, yaitu a. pekerjaan yang sekali selesai atau yang sementara sifatnya, b. pekerjaaan yang diperkirakan penyelesaiannya dalam waktu yang tidak terlalu lama, c. pekerjaan yang bersifat musiman; d. pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan baru, atau produk tambahan yang masih dalam percobaan atau penjajakan; atau e. pekerjaan yang jenis dan sifat atau kegiatannya bersifat tidak tetap.


(2) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu

tidak dapat diadakan untuk pekerjaan yang

bersifat tetap


(3) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu

yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), maka demi hukum menjadi perjanjian kerja waktu tidak tertentu.


(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai jenis

dan sifat atau kegiatan pekerjaan, jangka

waktu, dan batas waktu perpanjangan perjanjian kerja waktu tertentu diatur dengan Peraturan Pemerintah.


PASAL 77 SOAL JAM KERJA ATURAN LAMA: (1) Setiap pengusaha wajib melaksanakan ketentuan Waktu kerja. (2) Waktu kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

meliputi: a. 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan

40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu;

atau, b: (delapan) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu.

(3) Ketentuan waktu kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tidak berlaku bagi

sektor usaha atau peker-jaan tertentu.


UU CIPTA KERJA: (1) Setiap Pengusaha wajib

melaksanakan ketentuan waktu kerja.

(2) Waktu kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40. (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu; atau, b. 8 (delapan) jam 1(satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu.

(3) Ketentuan waktu kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak berlaku bagi sektor usaha atau pekerjaan tertentu.

(4) Pelaksanaan jam kerja bagi pekerja/buruh di perusahaan diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja

bersama.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai waktu kerja pada sektor usaha atau pekerjaan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

(4) Ketentuan mengenai waktu kerja pada sektor usaha atau pekerjaan tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) diatur dengan Keputusan Menteri.


PASAL 78 SOAL KETENTUAN LEMBUR ATURAN LAMA: (1) Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh melebihi waktu kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77 ayat (2) harus memenuhi syarat: a. ada persetujuan pekerja/buruh yang bersangkutan; dan, b. waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan paling banyak 3 (tiga) jam dalam 1 (satu) hari dan 14 (empat belas) jam dalam 1 (satu) minggu.


(2) Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh melebihi waktu kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib membayar upah kerja lembur.


(3) Ketentuan waktu kerja lembur sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b tidak berlaku bagi sektor usaha atau pekerjaan tertentu.


(4) Ketentuan mengenai waktu kerja lembur dan upah kerja lembur sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan ayat (3) diatur dengan Keputusan Menteri.


UU CIPTA KERJA: (1) Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh melebihi waktu kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77 ayat (2) harumemenuhi syarat: a. ada persetujuan pekerja/buruh yang bersangkutan; b. waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan paling lama 4 (empat) jam dalam 1 (satu) hari dan 18 (delapan belas) jam dalam 1 (satu) minggu.


(2) Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh melebihi waktu kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib membayar upah kerja lembur.


PASAL 79 SOAL HAK CUTI DAN ISTIRAHAT

ATURAN LAMA: (1) Pengusaha wajib memberi waktu istirahat dan cuti kepada pekerja/buruh.

(2) Waktu istirahat dan cuti sebagaimana

dimaksud dalam ayat (1), meliputi : a. Istirahat antara jam kerja, sekurang kurangnya setengah jam setelah bekerja selama 4 (empat) jam terus menerus dan waktu istirahat tersebut tidak termasuk jam kerja; b. Istirahat mingguan 1 (satu) hari untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu atau 2 (dua) hari untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu, c. cuti tahunan, sekurang kurangnya 12 (dua belas) hari kerja setelah pekerja/buruh yang bersangkutan bekerja selama 12 (dua belas) bulan secara terus menerus; dan d. istirahat panjang sekurang-kurangnya 2 (dua) bulan dan dilaksanakan pada tahun ketujuh dan kedelapan masing-masing 1 (satu) bulan bagi pekerja/buruh yang telah bekerja selama 6 (enam) tahun secara terus-menerus pada perusahaan yang sama dengan ketentuan

pekerja/buruh tersebut tidak berhak lagi

atas istirahat tahunannya dalam 2 (dua)

tahun berjalan dan selanjutnya berlaku

untuk setiap kelipatan masa kerja 6 (enam) tahun.


UU CIPTA KERJA: (1) Pengusaha wajib memberi: a. waktu istirahat dan b. cuti.

(2) Waktu istirahat sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) huruf a wajib diberikan kepada

pekerja/buruh paling sedikit meliputi: a. istirahat antara jam kerja, paling sedikit setengah jam. setelah bekerja selama 4 (empat) jam terus menerus dan waktu istirahat tersebut tidak termasuk jam kerja; : dan b. istirahat mingguan 1 (satu) hari untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu.


(3) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf, b yang wajib diberikan kepada pekerja/buruh yaitu cuti tahunan, paling sedikit

12 (dua belas) hari kerja setelah pekerja/buruh yang bersangkutan bekerja selama 12 (dua belas) bulan secara terus menerus.


Sumber Tempo.co

21 tampilan

Comments

Rated 0 out of 5 stars.
No ratings yet

Add a rating
Single Post: Blog_Single_Post_Widget
Recent Posts
Kami Arsip
bottom of page