“Telan Biaya Swadana Murni Rp 3,2 M”
Koordinatberita.com| GRESIK~ Pergulatan panjang sebagai santri dan aktivis YLBHI atau Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Surabaya, menuntun sosok Dr. HM. Ma’ruf Syah, SH, MH, tetap low profil di balik kegigihan dan kekokohan sebagai advokat handal.
Dalam bendera Ma’ruf Syah and Partners (MSP), Ketua Badko HMI Jawa Timur Tahun 1991-1992, tetap istiqomah dalam berprilaku sebagai santri yang lama mendapat gemblengan dari dunia pesantren dengan faham Ahlusunnah wal Jamaah an-Nahdliyah.
“Saya bersyukur mendapat didikan dari pondok pesantren. Insha-Allah di mana pun berada, baik beraktifitas di masyarakat, organisasi, ataupun pekerjaan profesi ada pondasi kuat untuk selalu berjuang dan menjadi pondok dan masjid sebagai pusat kegiatan sosial, ibadah dan berjuang,” ungkap Ma’ruf Syah, saat ditemui usai tasyakuran setahun berdirinya masjid Dr. HM. Ma’ruf Syafii (DHMS), di Perum Kota Damai Gresik.
Menurut Gus Ma’ruf, sapaan Wakil Ketua PWNU Jawa Timur dan aktif di berbagai organisasi, diantaranya KONI Jawa Timur, DPW Pemuda Pancasila, dan pengurus DPN Peradi ini, sangat setuju masjid sebagai pusat kegiatan umat Islam dan memberikan sumbangsih dalam pengembangan kehidupan bermasyarakat yang rahmatal lil ‘alamin.
“Dalam profesi apapun, kalau pondasinya santri tetap melekat dan sami’na wa atho’na dengan kiainya, maka jiwa pejuang dan mengabdi tidak bakal lekang. Alhamdulillah, dengan ridloNya, dukungan ulama dan pesan orangtua, saya diberikan kemudahan membangun masjid dengan anggaran swadana murni hingga menelan dana Rp 3,2 miliar yang berdiri sejak tanggal 13 Desember 2019,” papar Gus Ma’ruf.
Dalam kurun waktu lebih setahun ini, lanjut Gus Ma’ruf, Masjid DHMS berfungsi untuk aktifitas keagamaan dan sosial sekaligus, sebagai bagian ikhtiar untuk memakmurkan tempat ibadah bagi umat Islam dan membawa dampak positif bagi masyarakat. Dari penuturan pengurus Takmir Masjid DHMS, sejak awal dilakukan salat Jumat, jamaah masyarakat sekitar membanjiri untuk salat lima waktu dan Salat Jumat yang disediakan bagi jamaah dan dilengkapi nasi bungkus.
Hebatnya, Gus Ma’ruf sendiri sebagai alumni santri pesantren Galang, Ponpes Salafiyah Langitan, Tuban, dan melanjutkan ke pesantren Darul Ulum, Peterongan, Jombang, tetap mengedepankan budaya mengaji, terutama kajian kitab kuning, tiap hari usai jamaah Subuh.
“Kecuali hari Selasa dan Jumat libur. Tiap Ahad pagi, ada kajian Kitab Tafsir Jalalain dan Kitab Wasiyatul Musthofa dan kitab pendamping Tafsir Munir dan al Ibris. Alhamdulillah, jamaah di sekitar perumahaan dan warga sekitar mulai berjubel,” ulasnya.
Target lain, bagi Gus Ma’ruf putra dari Kiai Syafi’i, Rois Syuriah NU dan mantan ketua MUI Kecamatan ini adalah menumbuh kembangkan masjid DHMS sebagai pusat semacam Islamic Center.
Sekali lagi, seperti air mengalir. Berbagai kemudahan telah dirasakan, Sejak enam bulan lalu telah berdiri sekolah diniyah. Tiap habis salat Maghrib, kalangan anak-anak dan remaja milenial mendapatkan pelajaran tafsir dan agama.
Perlahan tapi pasti, selain dunia pendidikan mulai menjarah dan dirasakan masyarakat, Gus Ma’ruf juga segera melengkapi dengan fasilitas mobil ambulans guna membantu berbagai kegiatan sosial masyarakat.
“Alhamdulillah, 6 bulan lalu sudah dipakai untuk Sekolah diniyah tiap habis Maghrib untuk kalangan anak-anak guna mengantarkan mereka menjadi generasi milineal yang paham ajaran Ahlusunah waljamaah an Nahdliyah. Semoga semua mendapatkan kemudahan,” tutur Gus Ma’ruf, juga pengajar di Pascasarjana Universitas Airlangga Surabaya.
Kelebihan dari Gus Ma’ruf yang sangat luas hubungan pergaulan, diantaranya Ketua DPD RI Ir. H. La Nyalla M Mattalitti, Rois Am PBNU KH. Miftakhul Achyar, dan pejabat penegak hokum ini, cepat tanggap dan mampu mengambil langkah konfkrit dalam menghadapi berbagai situasi dan keadaan.
Berbagai kasus sangat menonjol pernah ditangani. Salah satu perkara yang memberikan efek luar biasa adalah keberhasilan dalam sengketa Pemilihan Umum (Pemilu) dalam Pilkada Gubernur Jawa Timur, yaitu dikabulkannya permohonan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK), hingga membuat ciut nasib pasangan calon (paslon) Soekarwo-Saifullah Yusuf (Gus Iful).
Sebelum, pandemi Covid-19 merebak dan telah mencium aroma berbagai kasus di dunia kedokteran dan alat kesehatan, Gus Ma’ruf dengan sokongan salah satu dokter, juga pengurus PWNU Jawa Timur berencana mendirikan lembaga konsultasi dan bantuan hukum.
Akhirnya, saat pandemi Covid-19, bersama dr. H . Edy Suyanto, SpF, MH, Dr H . Gus Ma’ruf pada 3 Juli 2020 lalu, mendirikan Medico Legal yang khusus melakukan pendampingan kepada paramedis, petugas kesehatan dan masyarakat untuk penyelesaian masalah-masalah seputar dunia kedokteran dan kesehatan, terutama pandemi.
“Semua memang bagian dari kebutuhan dan pemenuhan. Dengan niat memberikan pemahaman dan pengetahuan, agar permasalahan di dunia kedokteran juga ada kepastian hokum,” pungkasnya, saat ditemui kantor Medico Legal, Jln Gayungsari Barat IV C No 10 Surabaya.@_Oirul
Comments