"Menkes Rencanakan Datangkan Fomepizole Obat Gagal Ginjal Akut dari Singapura"
KOORDINATBERITA.COM| Jakarta -- Kemenkes menjelaskan awal mula terungkapnya kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal atau gagal ginjal akut di Indonesia dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengaku pihaknya sempat salah mendeteksi penyebab lonjakan gagal ginjal akut.
Menurutnya, peningkatan kasus gagal ginjal akut terlihat pada Agustus 2022, saat itu kasus masih terdeteksi sedikit jumlahnya.
"Ketika ada kenaikan kita mulai melakukan penelitian ini penyebab apa," ungkap Budi saat konfernsi pers, Jumat (21/10).
Kasus yang menyerang mayoritas usia anak di bawah lima tahun itu mengejutkan karena pada September 2022 lonjakan kasus sangat besar. Semula Kemenkes menduga hal tersebut disebabkan oleh infeksi organisme kecil atau patogen.
"Yang membuat kita agak terbuka adalah karena ada kasus di Gambia, 5 Oktober WHO keluarkan rilis ada kasus, dan ini disebabkan oleh senyawa kimia," ungkap Budi.
Kemenkes kemudian menemukan senyawa kimia EG dan DEG di dalam obat sirop melalui penelitian kepada pasien gangguan ginjal di RSCM.
"Ini bukan karena patogen karena toksik. Kita tes ke anak-anak tersebut yang ada di RSCM. Dari 17 ada 15 positif memiliki senyawa tadi EG dan DEG. Itu ada di mereka. Jadi terkonfirmasi ini disebabkan oleh senyawa kimia," ucap Budi.
Budi menjelaskan senyawa EG dan DEG yang masuk ke tubuh berubah menjadi asam oksalat yakni zat yang berbahaya bagi tubuh.
"Kalau masuk ke ginjal bisa jadi kalsium oksalat. Kristal kecil yang tajam-tajam di ginjal balita sehingga rusak ginjalnya," jelas Budi.
Terbaru, total kumulatif kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal di Indonesia mencapai 241 orang per Selasa (18/10). Dari ratusan kasus itu, 133 orang di antaranya dinyatakan meninggal dunia.
Menkes Rencanakan Datangkan Fomepizole Obat Gagal Ginjal Akut dari Singapura
Pemerintah akan mendatangkan Fomepizole dari Singapura untuk mengobati pasien gagal ginjal akut di Indonesia.
Budi mengatakan obat itu akan didatangkan usai pihaknya menganalisis penyebab gagal ginjal akut, yakin toksin bukan patogen.
"Begitu kita tahu penyebabnya apa, toksinnya apa kita mencari obatnya apa. Sudah ketemu, namanya Fomepizole di Indonesia belum ada. Kita ambil dari Singapura," kata Budi dalam konferensi pers, Jumat (21/10).
Baca juga :
Budi menyatakan Kemenkes sudah mendatangkan obat untuk 10 pasien penderita gagal ginjal akut di RSCM. Hasilnya, kondisi anak-anak itu membaik dan menjadi lebih stabil.
"Kita coba ke 10 pasien di RSCM. Jadi 10 pasien RSCM ini ternyata membaik sebagian. Sebagian stabil," ujarnya.
Terbaru, total kumulatif kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal di Indonesia mencapai 241 orang per Selasa (18/10). Dari ratusan kasus itu, 133 orang di antaranya dinyatakan meninggal dunia.
Diduga, gagal ginjal akut itu disebabkan oleh dua senyawa berbahaya yakni etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG).
BPOM baru mengungkapkan ada lima obat sirup yang berbahaya karena mengandung senyawa etilen glikol (EG) yang melebihi ambang batas.
Hal itu teridentifikasi setelah BPOM melakukan pengujian terhadap dugaan cemaran EG dan DEG dalam sirup obat. Pengujian dilakukan menyusul merebaknya kasus gagal ginjal akut.@_Robin/Oirul
Comments