Koordinatberita.com| SURABAYA~ Kesan persaingan atau perseteruan antara Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa dan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, rupanya juga ditangkap oleh netizen. Tak hanya penerapan kebijakan, aksi saling sindir saat memberikan pernyataan pun jadi sorotan.
Akun media sosial Twitter @PartaiSocmed secara khusus membahas dengan judul "Rivalitas Antara Khofifah dan Risma Membahayakan Penanganan Covid-19". Dengan memajang foto Khofifah, unggahan 1 Mei 2020 tersebut mendapat respons ribuan orang.
Berbagai ulasan, baik kebijakan maupun pernyataan ditampilkan lengkap di postingan ini yang menuai reaksi keras netizen.
Pembahasan pertama akun ini menampilkan postingan Twitter radio suara Surabaya (@e100ss) tentang kebijakan Pemkot Surabaya menolak sandarnya kapal pesiar Viking Sun pada bulan Maret lalu. Postingan tersebut langsung dikomentari oleh akun Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur (@dinkesjatim) yang menyebut "Ibu Gubernur lebih memprioritaskan keamanan dan keselamatan masyarakat Jawa Timur", padahal jelas kebijakan tersebut diambil oleh Pemkot Surabaya.
Perseteruan terbaru yakni terkait permintaan Reagen PCR oleh Wali Kota Surabaya sejumlah 7.000 unit untuk tes swab yang disampaikan langsung kepada Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. Langkah ini dilakukan oleh Risma menindaklanjuti pernyataan Khofifah dengan menyebut Surabaya berwarna merah pekat merujuk pada jumlah penderita positif Covid-19.
Saat bantuan diturunkan sebanyak 4.000 unit melalui Pemerintah Provinsi, Khofifah membagi dengan daerah lain.
Hal ini ditangkap masyarakat sebagai sikap kontra produktif. Khofifah dianggap tidak memprioritaskan Surabaya dengan kondisi merah pekat seperti yang disebutkannya. Hal ini juga menjadi pembahasan di beberapa media mainstream.
Akun @partaisocmed juga menyoroti sikap reaktif Gubernur Jawa Timur saat kasus Covid-19 yang terjadi pada karyawan pabrik rokok Sampoerna di Surabaya. Khofifah menyebut Pemkot Surabaya lamban menangani kasus tersebut yang akhirnya mendapat reaksi dari Pemkot Surabaya dengan memaparkan fakta yang terjadi dalam kasus klaster pabrik rokok Sampoerna.
Aksi populis yang kontraproduktif pada penanganan Covid-19 juga ditunjukkan Gubernur Jatim saat menggelar program sembako murah yang bertajuk "Lumbung Pangan Jatim" pada 21 April 2020 lalu.
Acara yang digelar di JX Internasional tersebut dipadati pengunjung yang bergerombol tanpa menghiraukan jarak. Fotonya sempat viral di media massa, sebelum akhirnya panitia melakukan penertiban. Hal itu mengkhawatirkan banyak pihak bisa menimbulkan klaster baru yang membebani Surabaya. Pasalnya orang yang bergerombol tersebut sebagian besar adalah warga Surabaya.
Perseteruan Wali Kota Risma dan Gubernur Khofifah tidak berlangsung dalam waktu dekat saja, beberapa kalangan menyebut buntut dari Pilgub Jatim 2018 di mana Khofifah sebagai Cagub dan Risma mendukung pasangan pesaingnya Gus Ipul-Puti.
Konflik terpanas antara dua pemimpin perempuan ini terjadi saat penentuan venue untuk pertandingan Piala Dunia-U20 yang berujung hujatan masyarakat kepada Gubernur Khofifah karena dianggap tidak menghargai perjuangan Pemkot Surabaya dalam menata Stadion Gelora Bung Tomo (GBT).
Khofifah saat itu menyebut Stadion GBT tidak layak dijadikan satu dari lima venue untuk pertandingan sepak bola berskala internasional karena bau sampah. Pernyataan tersebut sontak membakar amarah warga Surabaya khususnya Bonekmania dan menghujat Gubernur perempuan ini melalui berbagai media sosial. Pernyataan Khofifah tersebut dijawab Risma dengan gerakan menanam pohon serta kerja bakti membersihkan sekitar stadion.
Pernyataan menarik dilontarkan salah satu warganet dengan akun Twitter @aidchameleon menyikapin unggahan ini. Warganet tersebut mengkritisi langkah Gubernur yang dianggap sering berstatmen di media.
"Ancen kroso rivalitas iki. Bu Gub senengane konpras konpres wes nyaingi Gub DKI. Akhire rakyate sing soro. Nyowo gak onok sing weruh sesok jik onok opo gak, mbok Yo damai dan gercep golek solusi koyok Gub Jabar (memang terasa rivalitas ini. Bu Gub sukanya konferensi pers sudah menyaingi Gubernur DKI. Akhirnya rakyat yang sengsara. Nyawa tidak ada yang tau besok masih ada atau tidak, damailah dan gerak cepat mencari solusi seperti Gubernur Jabar)," tulisnya dalam bahasa Jawa timuran.
Beberapa warganet berasumsi rivalitas ini bermuara pada pemilihan Gubernur Jawa Timur mendatang. Jika Risma bersinar dan berhasil di Surabaya, secara otomatis akan menjadi ancaman Khofifah untuk dua periode. Seperti yang ditulis oleh akun @hadibonerz.
"Kalau Bu Risma bisa mengatasi Corona di Surabaya, bukan tidak mungkin peluang maju ke Jatim 1 terbuka lebar. Dan itu jelas ancaman nyata Bu Khofifah. Kalau yang aku amati selama ini, banyak warga Surabaya sudah muak dengan Gubernurnya," tulis akun tersebut.
Beberapa warganet juga menginginkan kedua pimpinan ini untuk bersatu, bahu-membahu menanggalkan ego untuk mengatasi pandemi Covid-19 ini demi masyarakat Jawa Timur. Seperti yang ditulis akun @adealifya dengan
langsung mencolek akun Twitter Khofifah.
"Bu @KhofifahIP ini kritik yang bergizi. Masa Anda masih panjang, sekarang saatnya bersatu melawan pandemi, selain itu nomor tujuh belasan," tulisnya.@_Red
Comments