
KOORDINATBERITA.COM | Surabaya - Isi Duplik terdakwa Jeremy Gunadi telah melalukan bantahan dalam perkara dugaan penipuan terkai tuntutan JPU Kejaksaan Negeri Surabaya.
Dalam sidang kasus dugaan penipuan dengan terdakwa Jeremy Gunadi kembali digelar di Pengadilan Negeri Surabaya, Ruang Candra, dengan agenda pembacaan duplik oleh tim penasihat hukum terdakwa, Senin (13/2/25).
Jeremy membantah telah melakukan penipuan terhadap Tyo Soelayman terkait transaksi jual beli rumah di Pakuwon City senilai Rp 9,5 miliar.
Penasihat hukum Jeremy menegaskan bahwa kliennya tidak memiliki niat menipu dan segala proses transaksi telah dilakukan secara sah. Namun, kendala administratif terkait buka blokir sertifikat di BPN menyebabkan transaksi tidak dapat berjalan sesuai rencana.
"Klien kami tidak pernah berniat untuk menipu. Pengalihan aset kepada pihak lain (Ong Hengky) dilakukan oleh Bank ICBC, bukan oleh klien kami," ujar kuasa hukum dalam sidang.
Selain itu, tim pembela juga menyatakan bahwa cek Rp 500 juta yang diserahkan oleh Tyo Soelayman merupakan bagian dari kesepakatan jual beli cassie, bukan bagian dari upaya penipuan. Begitu pula dengan cek Rp 30 juta yang dititipkan ke Notaris Radina Lindawati untuk proses buka blokir di BPN.
Dalam sidang sebelumnya, Notaris Radina Lindawati yang dihadirkan sebagai saksi kunci justru memberikan banyak keterangan yang tidak jelas, sering menyatakan "lupa" dan "tidak ingat." Hal ini semakin memperkuat argumen tim pembela bahwa kasus ini penuh dengan kejanggalan.
Dengan duplik ini, penasihat hukum meminta majelis hakim untuk menolak tuntutan JPU yang sebelumnya menuntut Jeremy dengan hukuman 3 tahun 6 bulan penjara.
Sidang akan dilanjutkan pekan depan dengan agenda pembacaan putusan oleh majelis hakim.@_Oirul
留言