Koordinatberita.com | SURABAYA~ Jelang ditutupnya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tahap 2 pada 25 mei 2020 Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menggelar Rapat Koordinasi bertajuk Analisa dan Evaluasi Pelaksanaan PSBB di Graha Sawunggaling Lantai 6, Gedung Pemkot Surabaya, Jumat (22/5/2020).
Acara yang dipimpin langsung oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini itu, dihadiri Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Mohammad Fadil Imran, Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Widodo Iryansyah beserta Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) Kota Surabaya.
Dalam kesempatan itu, Wali Kota Risma berterima kasih atas dukungan dari semua pihak dalam upaya memutus mata rantai Covid-19. Menurut dia, situasi di lapangan tidak semudah yang dibayangkan oleh masyarakat. Oleh sebab itu, berbagai dukungan yang mengalir itu akan membantu wali kota perempuan pertama di Surabaya ini dalam memutus mata rantai penyebaran virus tersebut.
“Dengan support ini saya percaya kita bisa menyelesaikan permasalahan ini dengan tepat. Sering kali kita lakukan negosiasi atau upaya persuasif saat meminta mereka (warga yang terkonfirmasi) untuk ke rumah sakit,” kata Wali Kota Risma.
Sementara itu, terkait meningkatnya angka Covid-19 kemarin yang signifikan, Wali Kota Risma mengaku, hal ini lantaran Pemkot Surabaya masif menggelar rapid test. Dari 311 orang yang positif, 48 adalah orang dengan resiko (ODR). “Namun yang ingin saya sampaikan, kenaikan ini karena kita masif melakukan rapid test dan kemudian kalau reaktif ditindaklanjuti oleh swab. Mungkin bapak ibu sekalian kaget,” paparnya.
Pada kegiatan itu, Wali Kota Risma juga menjelaskan, berbagai upayanya dalam memutus pandemi Covid-19. Salah satu yang saat ini tengah gencar dilakukan adalah rapid test dan swab massal di sejumlah wilayah. Terutama daerah yang terdapat warga menjadi penularan Covid-19.
“Kenapa kemudian kami bisa memantau siapa saja yang terkonfirmasi. Karena setelah kami membuat klaster, kemudian kami menghubungkan dengan data kependudukan. Misalnya yang ada di daerah Rungkut,” jelasnya.
Berbagai upaya lain dalam penanganan Covid-19 juga dipaparkan oleh Wali Kota Risma. Di antaranya, membuat rumah sakit darurat yakni Asrama Haji, Sukolilo, yang disulap menjadi ruang isolasi dan perawatan pasien. Sebab, beberapa rumah sakit tidak menerima pasien anak-anak, sehingga diputuskan untuk diisolasi di tempat tersebut. “Jadi satu keluarga dimasukkan ke sana. Mengingat rumah sakit tidak dapat menampung anak-anak. Kita juga kasih mainan,” ungkapnya.
Bahkan, di kesempatan yang sama, Presiden UCLG Aspac ini pun memaparkan, bahwa pihaknya juga menggandeng RS Husada Utama untuk penambahan ruang isolasi perawatan pasien. Makanya, ruang pertemuan di rumah sakit itu diubah menjadi tempat perawatan dengan kapasitas 200 tempat tidur. “Jadi pasien yang positif bisa kami langsung rawat di sana,” paparnya.
Tidak hanya persoalan kesehatan saja, namun dampak sosial ekonomi juga menjadi perhatian yang segera diselesaikan. Itulah sebabnya pihaknya terus memantau data yang ada di RT/RW dan memberikan bantuan kepada warga yang terdampak. “Ada orang yang mau bicara kalau mereka tidak mampu. Ada juga yang hanya diam saja karena belum tercover bantuan dari kami,” lanjut dia.
Wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya ini pun menegaskan, hingga saat ini sebanyak 17 kawasan perbatasan terus dilakukan pemantauan setiap hari. Meskipun ini berat, namun tidak menjadi permasalahan. “Saya matur nuwun (terima kasih) kemarin dibantu Bapak Kapolda menyelesaikan permasalahan diperbatasan,” tuturnya.@_Oirul
Comments