KOORDINATBERITA.COM| Surabaya - Peringati malam 01 Suro 1955 adalah tetanggal Jawa atau di sebut tahun baru Islam tepatnya 1 Muharam atau juga 29 Juli 2022. Dengan Kalender itu, Abhipraya telah memperingati ambal Warsa ( Hari Jadinya, Red) yang ke 3 dalam bentuk upacara siraman malam suro dan beberapa rangkaiyan acara.
Menurut Jenar Pranoto Coro selaku DPPO Abhipraya dan budayawan menjelaskan, Siraman malam suro merupakan warisan tradisi keraton yang dulu hanya boleh diselenggarakan oleh keluarga keraton saja.
"Perkembangan zaman, adat budaya siraman malam suro berkembang luas di masyarakat sampai manca Negara. Salah satu dari adat budaya yang sampai saat ini masih dilaksanakan, adat budaya siraman mempunyai pengertian menyirami atau memandikan seseorang agar bersih suci lahir dan batinnya dan siap memulai kehidupan yang mempercantik keindahan pada dirinya," tulisnya Jenar kepada Koordinatberita.com. Rabu, 3/8/2022.
Jenar, memaparkan mengenai kebutuhan atau perlengkapan yàng harus disiapkan dalam kegiatan siraman malam suro antara lain, tumpeng, jajan pasar, bunga tujuh rupa.
"Sebab, perlengkapan yang disajikan itu mempunyai makna dan filosofi tuntunan hidup agar seseorang dapat mengarungi kehidupan yang bahagia dan sejahtera," tegasnya.
Sementara 06 Agustus 2022 Abhipraya merayakan Puncak Ambal Warsa yg bertema "ABHIPRAYA ANGGAYUH LELAKUNING AMBAL WARSA" arti dari tema tersebut Abhipraya sedang merayakan pesta ulang tahunnya, dengan diadakan pagelaran seni teater acara ini di gelar di jurang kuping kota Surabaya dalam rangka memperingati Ambal Warsa organisasi seni budaya alam ABHIPRAYA yang ke - 03.
Pagelaran seni teater ini bertajuk "Aura Jurang Kuping" ini dibawakan oleh komunitas cengkir dan sebagian anggota Abhipraya.
Dikesempatan terpisa, Kharisma selaku ketua panitia menyampaikan rangkaian acara Ambal Warsa ke 3 ini, yakni pagelaran seni teater di mulai di tampilkan pula tari Remo sebagai pembuka acara, kemudian di tampilkan tari topeng dan live musik sebagai penutup.
"Dihadiri para sesepuh, Pinisepuh, ajisepuh serta pemangku wilayah dan dari berbagai komunitas pecinta alam, organisasi pecinta alam, mapala dan sispala,"ungkapnya.
Menurut Gayatri, nama panggilan dari di kharisma, berpesan bahwa suksesesnya kegiatan ini menjadikan suatu pertanda bahwa Abhipraya semakin berkembang dalam bersikap memayu hayuning bawana.@_Beni
Comments