KOORDINATBERITA| Jakarta - Debat capres perdana yang melibatkan Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo telah rampung dilaksanakan di halaman Gedung Komisi Pemilihan Umum, Jakarta, pada Selasa malam, 12 Desember 2023. Sejak awal dimulai debat hingga 2,5 jam, Drone Emprit, memonitor dan mencatat ratusan ribu komentar tentang debat calon presiden bertebaran di aplikasi X atau Twitter.
Pendiri Drone Emprit, Ismail Fahmi, mengatakan hasil temuannya menunjukan selama debat ada 48 ribu yang memperbincangkan Anies di aplikasi X. Angka itu dua kali lipat lebih banyak daripada Ganjar dengan 21 ribu, dan Prabowo hanya 4 ribu. Dalam catatan Fahmi, percakapan tentang Anies dan Ganjar yang bernada positif mencapai 64 persen, sedangkan Prabowo hanya 48 persen.
Sebaliknya, percakapan tentang sentimen negatif terhadap Prabowo justru paling tinggi dengan 41 persen, sedangkan Anies 27 persen, dan Ganjar 23 persen. Menurut Fahmi, pandangan negatif terhadap Prabowo paling tinggi karena diduga warganet takut kalau kampanye riang gembira yang selama ini dikalungkan ke Menteri Pertahanan itu berbeda dengan kenyataannya ketika debat. Dalam penampilannya, Prabowo justru beberapa kali terlihat emosional dan saling sanggah dengan Anies.
“Prabowo yang sekarang diidentikkan dengan gemoy dan lucu, dengan sisi menggemaskan, tapi kemarin malam terlihat tabiatnya yang emosional, sehingga ada ketakutan dari netizen,” kata Fahmi seperti dikutip Koran Tempo pada Kamis, 14 Desember 2023.
Fahmi menjelaskan banyaknya percakapan positif terhadap Anies karena warganet terkejut oleh penampilan bekas Gubernur DKI Jakarta itu dalam debat perdana. Anies yang kerap dikenal dengan retorika, dalam debat perdana itu justru menyampaikan gagasan dengan singkat, padat, lugas, dan menyerang. “Sehingga penampilan Anies menimbulkan keterkejutan warganet,” kata Fahmi.
Dalam analisisnya, Fahmi membagi menjadi empat kluster percakapan tentang debat calon presiden itu di media sosial. Empat klaster itu di antaranya pro-Anies Baswedan, pro-Prabowo Subianto, pro-Ganjar Pranowo, dan netral. Hasil analisisnya menunjukan volume percakapan kluster netral paling besar dibanding tiga pengelompokan yang pro-salah satu kandidat. “Yang netral ini tidak merefleksikan dengan jelas pilihannya,” kata Fahmi.
Menurut Fahmi, warganet yang netral lebih tertarik pada interaksi antara calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan dengan calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto, daripada calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo. Dia mencontohkan posisi netral warganet itu cukup banyak ketika Anies bertanya secara lugas ke Prabowo dengan nada menyerang.
“Sehingga Ganjar kurang banyak dipercakapkan. Padahal, debat tersebut bisa memberikan pengaruh kepada mereka yang masih galau dalam menentukan pilihan,” kata Fahmi.@_Network
Comentarios