KOORDINATBERITA.COM| Surabaya - Musim kemarau di Jawa Timur diprediksi mulai pada bulan Mei ini. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jatim pun telah bersiaga untuk mengantisipasi dampak kekeringan. Salah satu langkahnya adalah dengan menyiapkan dropping air bersih.
BPBD Jatim telah memetakan wilayah-wilayah di Jatim yang berpotensi mengalami kekeringan. Berdasarkan data tahun 2023 lalu, ada 23 kabupaten/kota di Jatim yang dilanda kekeringan, dengan 232 kecamatan dan 699 desa/kelurahan mengalami kekeringan kritis.
"Kami berkoordinasi dengan BPBD kabupaten/kota untuk melakukan kalkulasi kebutuhan air bersih saat musim kemarau," kata Gatot Soebroto, Kalaksa BPBD Jatim, Rabu (29/5/2024).
Penanganan kekeringan di Jatim dibagi menjadi tiga kategori, yaitu kering kritis, kering langka, dan kering langka terbatas. BPBD Jatim fokus pada penanganan kekeringan kritis di wilayah-wilayah seperti Lamongan dan Trenggalek.
"Kekeringan di musim kemarau akan menjadi masalah serius apabila tidak ada langkah preventif. Oleh karena itu, BPBD Jatim dan kabupaten/kota akan memaksimalkan suplai air bersih," tuturnya.
Upaya pencegahan kekeringan lainnya yang dilakukan BPBD Jatim adalah dengan mengoptimalkan sumber air yang ada, seperti sungai, waduk, dan embung. Selain itu, BPBD Jatim juga mendorong masyarakat untuk melakukan penghematan air dan melakukan penanaman pohon.
Musim kemarau di Jatim tahun ini diprediksi berlangsung selama enam bulan, lebih singkat dibandingkan tahun lalu. "Semoga tahun ini musim kemaraunya tidak terlalu lama," pungkas Gatot.@_Adm/Oirul
Comments