Koordinatberita.com| SURABAYA- Sebagai upaya mencari solusi atas bencana kekeringan yang selalu terjadi setiap tahun, dalam dua hari ini, Kamis-Jumat (8-9/10/2021), BPBD Jatim mengirimkan sepuluh perwakilan Kepala desa ke Sekolah Air Hujan, Sleman, Yogyakarta.
Keberangkatan para kades dari 10 daerah di Jatim ini dalam rangka mempelajari teknologi pemanfaatan air hujan menjadi air minum, sebagai solusi kebutuhan warga saat terjadi kekeringan.
Di antara, sepuluh desa yang turut dalam kegiatan ini adalah, Desa Patemon, Pakem (Bondowoso), Desa Sumberagung, Sukodadi (Lamongan), Desa Besuki, Panggul (Trenggalek), Desa Cukurguling, Lumbang (Pasuruan) dan Desa Badur, Batuputih, (Sumenep).
Turut memimpin rombongan ini, Kabid PK BPBD Jatim Gatot Soebroto SE, M.PSDM dan Kabid KL Drs Sriyono MM, M.Si
Dalam sambutan pengantarnya, Kabid PK menyatakan, giat fasilitasi Kades di Sekolah Air Hujan ini dalam rangka mencari solusi atas persoalan kekeringan di Jatim.
Mengapa? Karena rata-rata jumlah desa yang terdampak kekeringan tidak kunjung berkurang di setiap tahunnya.
Tahun ini, jumlah desa yang alami kekeringan sebanyak 699 desa/kelurahan dengan sebaran 323 kecamatan dari 23 kabupaten/kota.
Kabid KL juga memberikan penegasan serupa. Selama ini, pihaknya setiap tahun juga selalu disibukkan dengan droping air bersih yang jumlah permintaan tidak pernah menurun.
"Semoga dari sekolah air hujan ini persoalan kekeringan di Jatim bisa berkurang. Apalagi bila 10 desa ini bisa menularkan virus baiknya ke desa dan daerah lain," harapnya.
Sementara, Sri Wahyuningsih penggagas Sekolah Air Hujan mengapresiasi langkah BPBD Jatim menyekolahkan para kades untuk penanganan kekeringan di wilayahnya.
Baginya, kebijakan ini merupakan langkah yang luar biasa. Sebab, kades merupakan salah satu penentu kebijakan di desanya. Dengan begitu, Kades bisa membuat gerakan penyadaran masyarakat akan pentingnya pemanfaatan air hujan untuk tangani kekeringan.@_Adm
Comments