
KOORDINATBERITA.COM| OPINI - Tidak salah, jika diluaran sana banyak yang menyebut bola itu bulat hingga di jadikan rebutan banyak orang. Samapai - sapai bola dalam istila sebua peristiwa yang tak kunjung menemukan titik temu disebut bola salju, yang pada akhirnya menimbulkan datangnya bahaya.
Heeem....Hari ini, untuk pertama kali, anak itu benci bola. Sebenci-bencinya.
Anak itu duduk di pinggir lapangan. Lapangan itu terletak di perkampungan. Ia menanti gilirannya boleh bermain bola oleh abang-abang senior di kampung.
Saat giliran itu tiba, senang betul hatinya. Meski hanya bisa main sebentar karena jam salat Maghrib sesaat lagi tiba, ia tetap bermain dengan semangat, sembari membayangkan pemain favoritnya di liga Eropa sana.

Usianya bertambah sedikit, dia jadi tahu rental playstation. Yang dia mainkan? Bola juga. Sampai kena marah oleh orangtuanya karena main di situ terus, menghabiskan uang jajan.
Usianya terus bertambah, ia tumbuh remaja, mulai datang ke stadion nonton bola. Mulai menabung beli kaos. Ikut berteriak yel-yel. Begadang nonton tim bolanya di Eropa.
Dia punya dua tim favorit. Satu di kota kampung halamannya, satu lagi tim di Eropa sana. Tim yang di Eropa, sering juara. Yang di kampung halamannya, tetap juara meski hanya di hatinya saja.
Agak dewasa, mulai mengubur impian kalau akan melihat negaranya berlaga di pertandingan kelas dunia. Meski sesekali harapan itu datang, hanya untuk kemudian dilibas lagi oleh kemasan ‘ketidakbecusan dalam mengelola.’
Baru-baru ini, muncul nyala di dada karena timnas bermain baik di berbagai kancah dunia. Sudah bertahun-tahun ia membayangkan negaranya, atau tim dari negaranya, menorehkan prestasi di kancah dunia. Pagi ini ia bangun dan melihat berita. “Wah, masuk radar dunia!” Pikirnya. Tak tahunya, berita duka cita.
Salah siapa ini? Kata si anak kecil yang masih ada di dadanya. Salah bolanya? Salah gas air mata? Pengelola? Aparat yang menganiaya? Federasinya? Atau salahku sebagai penikmat bola? Pikirnya.
Siapa yang salah!...Hari ini, untuk pertama kali, anak itu benci bola. Sebenci-bencinya. ANAK ITU BOLEH JADI ADALAH KITA SEMUA.
Oleh : Redaksi
Comments