top of page
Gambar penulisR

Daun Kelor Salah Satu Komoditi Ekspor Unggulan Jatim


“Gubernur Jatim Lepas Ekspor Komoditi Pertanian Melalui Karangtina Surabaya”

Dra. Hj. Khoflfah Indar Parawansa, M.Si Gubernur Jawa Timur, Saat Berikan Sambutan Pelepasan Ekspor Komoditi wilayah Jawa timur di Gedung Terminal Petikemas Surabaya. Kamis, (21/3).

Koordinatberita.com,(Surabaya)-Provinsi Jawa Tumur (Jatim) merupakan salah satu provinsi yang cukup besar di Indonesia dari segi wilayahnya, tidak mengherankan apabila Jawa Timur memiliki peran yang cukup besar terhadap perekonomian nasional, di mana sebesar 14,67% Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada Tahun 2018 merupakan kontribusi dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Jatim. Sementara sektor pertanian itu sendiri menyumbang 13 % atau menempati urutan ketiga dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Timur (BPS, 2019).  

Selain itu apabila ditinjau dari sisi Ekspor Nasional, Jawa Timur menduduki peringkat ke 2 setelah Jawa Barat yaitu memberikan sumbangan sebesar 11,38 persen dari total niIai ekspor pada pereode Januari Febman‘ 2019.  

Sementara, Gubenur Jawa Timur Dra. Hj. Khoflfah Indar Parawansa, M.Si menjelaskan dalam pembukaan pelepasan ekspor komoditi unggulan wilayah Jawa timur di Gedung Terminal Petikemas Surabaya menyebutkan. “ Bawa wilyah Jawa timur memilik produk pangan pertanian yang berkomoditi ekspor,” kata, Gubernu Jatim. Kamis, (21/3). 

Khofifah menyebutkan,” Pohon Kelor, khusunya sekarang sudah bisa di ekspor ke negara Korea untuk makana ataupun yang lain”. Padahal pohon kelor yang kita tahu, buahnya bisa dibuat lauk makanan dan daunya sebagai pengusir aurah negatif, dengan arti kata menurut orang jawa sebagai penolak gaib. Tapi kini pohon tersebut dapat digunakan banyak manfaat di negara Korea. Karena Pohon kelor sudah menjadi komoditi ekspor,” saya memberikan sarana dan pengembangan kepada petani budi daya kelor yang ada di Kabupaten Nganjuk,” terang Khofifah. Sejalan dengan hal tersebut, Kepala Karantina Surabaya Musyaffak Fauzi menyatakan bahwa.”Karantina Surabaya telah menerbitkan 40.036 sertiflkat kesehatan karantina yang terdiri dan' 34.279 sertmkat karantina tumbuhan ( Phytosanitany Certiticate IPC) dan 5.757 sertiflkat karantina hewan (Health Certif'lcate/HC)= Total nilai ekspor komoditas pertanian Tahun 2018 sebesar 44.036 Trilyun (T), yang terdiri komoditas tumbuhan 32,9 T dan komoditas hewan serta produk hewan 11,136 T". Ekspor Komoditas tumbuhan didominasi oleh CPO, KOPI, Lada, Tembakau, Cengkeh dan Kakao. Sedangkan komoditas hewan dan produk hewan didominasi oleh Sarang Bumng Walet, Susu dan porduk olahannya, Bulu dan Produk olahannya, dan Domba Potong, Ular Jali, Pakan Hewan Temak, Kulit Kadi, Premix, dan Serangga Hidup. Sementara itu, pada periode 1 Januari 15 Maret 2019 Karantina Surabaya telah menerbitkan 9.468 sertiflkat kesehatan karantina yang terdiri dari 8.339 PC ke 93 negara dan 1.129 HC ke 39 negara. Total ekspor komoditas pertanian dan olahannya mencapai 10,8 T, dimana komoditas tumbuhan menyumbang 8,95 T dan hewan serta produk hewan menyumbang 1,88 T. Berdasarkan volume dan nilai urutan tertinggi ekspor dari Jatim Tahun 2018 adalah Tembakau, sedangkan periode 1 Jan-15 Maret Tahun 2019 apabila berdasarkan nilai ekonominya yang tertinggi Kayu dan bila berdasarkan volumenya adalah Tembakau. Untuk komoditas hewan dan produk hewan, Sarang Burung Walet juga menempati urutan pertama baik pada 2018 maupun 2019. Ekspor Sarang Burung WaIet pada 1 Januari 15 Maret 2019 sejumlah 72.2 Ton senilai 1,8 Trilyun ke 12 negara yaitu: Amerika Serikat, Australia, Cina, Denmark, Hong Kong, Jepang, Kanada, Malaysia, Singapura, Taiwan, Thailand, dan Vietnam. “Kita dukung dan dorong ekspor komoditas pertanian Jawa Timur dengan merapatkan barisan yang bersinergi dengan instansi terkait. Karena Jawa Timur memiliki potensi yang besar di sektor pertanian khususnya Sarang Burung Walet yang mempunyai nilai ekonomis tinggi di pasar dunia,”jelas Ali Jamil. Pada 21 Maret 2019 di Terminal Petikemas Surabaya (TPS) Kementerian Pertanian RI bersinergi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur kembali melakukan pelepasan ekspor komoditas pertanian berupa komoditas tumbuhan yaitu: 60,231 M3 Plywood ke Singapura. 19.154 Kg Kopi ke Belgia, 22.500 Kg Gagang Cengkeh ke Kanada, dan 81 Ton Margan ke Ghana. Sedangkan untuk komoditas hewan dan asal hewan adalah 25.535 Kg Susu ke Malaysia, 140 Ton Premix ke Spanyol. 19 Ton Sterilized Kenaf Core Dry ke Jepang, 34 Ton Washed Duck Feather ke Taiwan, 130 Ton Calcium Salt ke Barcelona, dan 300 Kg Sarang Burung Walet ke Hongkong dengan total nilai 9.026 Milyar. Perlu disampaikan juga bahwa total perusahaan eksportir di Jawa Timur untuk komoditas tumbuhan sejumlah 896 dan 26 diantaranya sudah menerapkan sistem ini inspection. Sedangkan komoditas hewan dan produk hewan sejumlah 438 baik perusahaan maupun perseorangan. Untuk bulan Maret 2019 saja, Karantina Surabaya telah menerbitkan 2083 sertifikat kesehatan karantina yang terdiri dari 1.772 PC dan 311 HC. Keseluruhan ekspor tersebut senilai 2,141 T yang terdiri dari 1,7 T komoditas tumbuhan dan 441,562 Milyar komoditas hewan dan produk hewan. Kegiatan ekspor tersebut merupakan inisiasi Kementan melalui Badan Karantina Pertanian dengan program Ayo Galakkan Ekspor, Generasi Milenial Bangsa (Agro Gemilang) 2019 yang bertujuan untuk meningkatkan jumIah ekspor komoditas pertanian berbasis wilayah sekaligus menambah jumIah eksportir di sektor pertanian.@_Oirul


11 tampilan
Single Post: Blog_Single_Post_Widget
Recent Posts
Kami Arsip
bottom of page