Koordinatberita.com, (Surabaya)– Gara-gara telat bayar SPP satu(1) bulan seorang oknum guru melakukan intimidasi. Ironis, masih ada guru yang arogan terhadap anak didiknya. Hai ini telah dilakukan oknum guru SMK Pawiyatan Surabaya Jl. Tangkis Turi, Simo Mulyo, Surabaya, seharusnya aksi intimidasi yang dilakukan seorang oknum guru terhadap muridnya tidak bole terjadi. Meski, murid inisial AL belum membayar SPP (Sumbangan Pembinaan Pendidikan). Bahkan, AL diancam bakal tidak naik kelas.
Intimidasi guru terhada siswi yang berinisial AL menjadi trauma hingga takut masuk sekolah. Dari keterangan siswi AL saat bercerita menirukan percakapan oknum guru Asmuni selaku wali kelas, " Kapan mau bayar, mama mu kok janji janji tok,". Sedangkan Rauli selaku guru juga mengatakan, " percuma kamu sekolah, gak bakal naik kelas. Kamu sering gak masuk, " ujar Rauli tiru Alda. " Padahal Saya gak masuk karena sakit, " jelas siswi AL. Oknum guru SMK Pawiyatan Surabaya yang membuat shok hingga trauma siswi bernama Rauli dan Asmuni. Sedangkan murid yang menjadi korban intimidasi berinisial AL, warga Jalan Tangkis Turi, Simomulyo, Sukomanunggal, Surabaya. Ia merupakan siswi yang duduk dibangku kelas X. Sedangkan Widiati, orangtua siswi mengatakan jika akibat dari aksi intimidasi itu, anaknya pun mengalami shok (tertekan) dan enggan bersekolah lagi. Ia yang mendengar keluhan dari anaknya, lantas tidak terima dan langsung mendatangi sekolahan tersebut. " Saya kesana (SMK Pawiyatan) untuk menanyakan perihal perlakuan oknum guru yang arogan dalam mengajar, yang diterima anaknya. Terlebih perkataan yang kurang tepat dilontarkan oleh seorang guru yang diucapkan di ruang kelas atau di depan siswa yang lain, " jelas Widiati orang tua siswi AL Lanjutnya, “Saya dapat cerita dari anak saya kalau dia tidak ikut ujian karena belum bayar uang SPP. Bahkan salah satu guru mengancam kalau anak saya tidak akan naik kelas,” urainya, Rabu (13/3). Ia juga mengatakan bahwa hingga saat ini anaknya tidak mau ikut ujian dan takut akibat dari perkataan guru tersebut. Widiati pun berharap agar kejadian itu tak terulang lagi, karena ini bisa mempengaruhi psikologis siswa. Terlebih ke depan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa akan menggratiskan SPP bagi siswa SMA/SMK. Sementara itu, Kepala SMK Pawiyatan Surabaya, Hasyim membenarkan adanya masalah tersebut. Dalihnya, waktu itu sebelum mengikuti ujian semua siswa siswi dikumpulkan agar yang belum membayar SPP pada bulan Maret segera menghubungi orang tuanya hari itu juga. Hal tersebut dilakukan karena pihak sekolah khawatir siswanya tidak membayarkan uang SPP ke sekolah setelah diberi uang oleh orang tuanya. “ Para siswa yang belum melunasi SPP agar memanggil orang tuanya untuk datang ke sekolah, bertujuan untuk bermusyawarah agar bisa ikut ujian,” kata Hasyim saat dikonfirmasi. Hasyim menyatakan pihaknya sebenarnya tidak melarang siswa mengikuti ujian. ” Apabila ndak bawa uang, tetap kami masukkan (mengikuti ujian). Pokoknya ada orangtua datang,” bebernya. Dia menegaskan lagi bahwa pihaknya hanya khawatir uang SPP yang sudah diberikan kepada siswa oleh orangtuanya, tapi belum dibayarkan. Terkait oknum guru yang mengatakan bahwa siswi AL tidak bisa naik kelas, itu juga dibenarkan Hasyim. Namun, ia sangat menyayangkan perilaku oknum guru tersebut dan sudah sangat keterlaluan. “ Yang bisa meluluskan bukan guru tersebut. Namun karena rapat dewan guru, dan tentunya tidak perorangan,” pungkasnya. Hasyim pun berjanji akan bersikap tegas dan memindahkan oknum guru yang dinilai telah mengancam siswinya tak naik kelas tersebut, hingga mengakibatkan trauma mental dan terganggu kejiwaannya bahkan takut untuk masuk sekolah. @_KB