"Pengunjung! Gratis Masuk Museum Mpu Purwa"
Koordinatberita.com (Malang Raya)- Memasuki tahun baru 2019, Museum Mpu Purwa Kota Malang akan menghelat suatu event sejarah dan budaya yang berupa dialog bedah koleksi museum “yang akan menghadirkan seorang pakar sejarah dan arkeolog yang tidak asing lagi di kota yang bejuluk sebagai kota pendidikan ini. Acara yang bertajuk “Sinau Sejarah MULA WARSA 2019” dengan nara sumber utama Dwi Cahyono, seorang pakar sejarah, arkeolog dan dosen Jurusan Sejarah dari Universitas Negeri Malang, akan di selenggarakan di ruang pemutaran film Museum Emu Purwa, jalan. Soekarno – Hatta B. 210 telp. 0341 - 404515 Kota Malang, dari jam 08.30 – hingga selesai.
Perhelatan budaya ini digeber untuk kembali mendorong minat masyarakat pada umumnya, para pelajar, mahasiswa khususnya yang sedang menekuni bidang ilmu sejarah dan budaya serta sebagai sarana edukasi kepada para pelajar mahasiswa untuk kembali menengok sejarah masa lampau nenek moyang pembentuk peradaban budaya bangsa Indonesia, khususnya di daerah Malang raya ini. Dan juga untuk menggali kembali budaya asli nenek moyang penduduk asli di bumi Arema ini.
Dengan event dialog sejarah budaya dengan sub tema “Pengaruh Buddhisme di sub area Malang Barat” ini diharapkan banyaknya koleksi yang ada di Museum Emp Purwa ini akan lebih banyak bercerita lebih banyak lagi mengenai sejarah kehidupan dan peradaban kuno penduduk kota Malang ini di era kurun waktu abad-8 sampai abad -13 Masehi di wilayah Malang raya.
Seperti diketahui Museum Emu Purwa, museum pemerintah yang memiliki koleksi sebanyak 212 benda tinggalan sejarah semacam patung arca, prasasti dan artefak lainnya yang pada mulanya banyak bertebaran di seluruh penjuru wilayah kota Malang ini. Koleksi masterpiece museum ini yaitu patung Buddhis, Mahaakshobya dari masa akhir kerajaan Singhasari di tahun 1292 Masehi (akhir abad ke-13 Masehi) yang diletakkan di tengah-tengah taman yang ada di depan museum, menghadap ke utara langsung mengarah ke pintu masuk ruang pamer Museum Mpu Purwa.
Museum yang berlokasi tidak jauh dari Taman Krida Budaya Jawa Timur ini juga memiliki koleksi masterpiece lainnya yang tidak kalah penting yaitu, prasasti Dinoyo 2 yang juga berasal dari abad-8 di era kerajaan Kanjuruhan dibawah Raja Gajayana yang mulia.
Kendati, Kepala Museum Dra. Wiwik Wiharti Rodiah, M.Si memaparkan terkait museum yang dengan tingkat kunjungan pengunjung,” kurang lebih 100 orang per minggu ini menghelat event budaya dialog bedah koleksi ini merupakan yang pertama kali sejak museum ini didirikan di tahun 2004. Sedangkan jadwal kunjungan museum dari hari Senin sampai hari Minggu,” kata Wiwik. Kamis,(17/1)
Tambahnya lagi“ Pengunjung bebas bertanya semua hal yang berkaitan dengan koleksi benda museum, dan perihal kehidupan masyarakat wilayah sekitar kota Malang di abad itu, kurun waktu antara abad ke-8 – ke-13 Masehi,”ucapnya.
Pendek kata, Kepala musium Dra. Wiwik Wiharti Rodiah, M.Si, semua keingintahuan khalayak masyarakat akan kehidupan di masa itu akan terjawab secara paripurna dengan berkunjung ke museum ini.
“ Dan ingat, masuk ke museum ini tidak dipungut biaya atau GRATIS sama sekali. Anda bisa mengambil foto di semua spot foto benda koleksi museum, atau sekedar nampang berswafoto di area taman dan sudut-sudut museum yang didesain kekinian dan penuh inovasi teknologi informatika ini,” tandasnya.
Memang diakui sekali lagi oleh kepala museum, masih banyak benda tinggalan sejarah yang menjadi bukti muncul dan berkembangnya peradaban penghuni kota Malang ini di masa lampau yang masih belum terdeteksi dan terkoleksi di museum ini.
Masih diperlukan lagi kerja keras dan ketekunan yang luar biasa untuk dapat menemukan banyaknya artefak dan tinggalan masa lalu yang membuktikan betapa besarnya peradaban dan budaya masa lalu nenek moyang penduduk kota Malang, kota tempat tinggalnya para pemberani di bumi Arema ini,”
Sekali lagi silahkan besok hari Sabtu, tanggal 19 Januari 2019 para khalayak datang ke Museum Mpu Purwa kota Malang untuk menghadiri acara dialog budaya bedah koleksi. Anda akan mendapatkan informasi lengkap mengenai semua perikehidupan penduduk kota Malang ini. Sampai jumpa di Museum Mpu Purwa kota Malang
Sementara yang ditemui penulis berita ini, Lelly dari kelurahan Sudimoro kota Malang, “berkunjung ke Museum Emp Purwa rutin setiap minggu,” terang, Lelly.
Dia (Lelly,red) selain sebagai peminat sejarah juga adalah seorang seniman dan penggiat seni khususnya yang berkaitan dengan seni tari topeng malang, wayang kulit, dan gamelan, dan tari tradisional lainnya dan selalu rutin menyempatkan berkunjung ke museum ini karena lokasinya yang dekat dengan tempat tinggal, dan juga minat beliau yang besar sekali untuk kembali menengok kehidupan masa lalu orang Malang di wilayah yang sekarang menjadi tempat tinggalnya.@_Paat.